4. Pendapatan masih harus diterima
Pendapatan masih harus diterima adalah pendapatan yang terjadi dalam periode laporan keuangan, namun jumlah tersebut belum diterima karena belum jatuh tempo.
Contoh : Pada tanggal 1 November 2018 perusahaan angkuatan PO. Jaya Trans menyewakan ruangan untuk garasi mobil kepada Tn. David selama 6 bulan dengan harga kontrak Rp 900.000,-. Uang kontrak akan dibayar pada tanggal 3 Desember 2018. (Laporan keuangan dibuat per 30 November 2018).
Jurnal penyesuaian :
Pendapatan sewa masih harus diterima Rp 150.000,- (Debet)
Pendapatan sewa Rp 150.000,- (Kredit)
Keterangan : sampai tanggal 30 November 2018 perusahaan telah memberikan jasa kepada Tn. David selama 1 bulan. Pendapatan sewa dari Tn. David belum saatnya diterima. Menurut metode akrual pendapatan sewa ini harus tetap diakui pada saat terjadinya. Karena belum saatnya diterima, dicatat sebagai pendapatan sewa masih harus diterima” di sisi debit sebesar Rp 900.000,- : 6 bulan = Rp 150.000,-
5. Penyusutan aktiva tetap
Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap dalam periode-periode yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut. Maka periode-periode yang menimati jasa tadi harus dibebani dengan biaya yang disebut “biaya penyusutan aktiva tetap”. Biaya ini secara terus-menerus akan mengurangi harga perolehan aktiva tetap sampai umur ekonomisnya habis, yang harus diakumulasikan dalam perkiraan “akumulasi penyusutan tetap”. Perkiraan dicatat pada sisi debit neraca yang mengurangi aktiva yang bersangkutan.
Berikut ini akan dijelaskan metode penyusutan yang paling sederhana yaitu metode garis lurus. Penyusutan ini dapat dihitung dengan cara : ( Harga perolehan – nilai sisa ) / umur ekonomis
Keterangan :
Harga perolehan adalah harga beli aktiva ditambah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tersebut, sampai aktiva itu siap digunakan. Nilai sisa adalah taksiran harga jual aktiva tetap apabila habis disusutkan. Umur ekonomis adalah umur penggunaan aktiva tetap yang paling ekonomis.
Contoh : Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan angkutan PO. Jaya Trans yang seluruhnya mempunyai harga perolehan Rp 70.000.000,- , taksiran umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 10.000.000,- (laporan keuangan dibuat tanggal 10 November 2018).
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 30 November 2018 adalah sebagai berikut
Biaya penyusutan kendaraan Rp 1.000.000,- (Debet)
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 1.000.000,- (Kredit)
Cara mencari nilai penyusutan per bulan adalah sebagai berikut :
Biaya penyusutan kendaraan pertahun
= ( Rp 70.000.000,- – Rp 10.000.000,- ) : 5 tahun
= Rp 12.000.000,-
Biaya penyusutan kendaraan per bulan
= Rp 12.000.000,- / 12 bulan
= Rp 1.000.000,-
6. Kerugian piutang
Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang tidak tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode akuntansi ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran ini tidak dapat secara langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tetapi dilakukan dalam perkiraan “penyisihan piutang yang diragukan”.
Dalam akuntansi dikenal beberapa cara untuk menentukan besarnya taksiran , salah satu yang paling sederhana adalah berdasarkan “prosentase tertentu dari penjualan atau saldo piutang pada akhirperiode laporan keuangan”.
Contoh : Pada tanggal 30 November 2018 perusahaan angkutan PO. Jaya Trans mempunyai saldo piutang jasa sebesar Rp 1.000.000,-. Perusahaan menetapkan bahwa dari saldo piutang sebesar Rp 1.000.000,- tersebut, taksiran nilai yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 10%.
Cara menghitung nilai taksiran dari contoh transaksi diatas adalah sebagai berikut :
= 10% * Rp 1.000.000,-
= Rp 100.000,-
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 30 November 2018 adalah :
Kerugian piutang Rp 100.000,- (Debet)
Penyisihan piutang yang diragukan Rp 100.000,- (Kredit)
Recent Comments